Jumat, 18 Agustus 2017

Liburan Hemat Bangkok Day 1 (Chinatown) & Day 2 (Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun, Asiatique) dan Review Menginap di Glur Bangkok Hostel and Coffee Bar

Setelah tahun lalu dikasih kesempatan ke Bangkok gratis untuk ikut summer camp selama 10 hari, tahun ini alhamdulillah masih dikasih kesempatan balik lagi ke Thailand untuk liburan, yeay!! Kami bertiga cewek semua. Well, bisa dibilang, Thailand cukup aman kok untuk liburan para cewek. Orang-orang Thailand dengan senang hati membantu kita, walaupun tidak semuanya bisa berbahasa inggris. So, let's begin the story..

Day 1 (Bandara Don Mueang-Glur Hostel-Chinatown)
Perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta ke Bandara Don Mueang Bangkok ditempuh selama 3 jam. Di dalam pesawat, kami bertiga diberi kertas untuk kepentingan imigrasi. Yang jelas kertas tersebut berisi tentang identitas kita, dimana kita menginap, dll. Kertas tersebut diberikan kepada petugas begitu kita sampai di bagian imigrasi.

Setelah beres dengan urusan imigrasi, kami langsung turun ke lantai 1 untuk mengambil barang dan membeli sim card. Gampang banget kok nemuin penjual sim card. Begitu keluar pintu kedatangan, dari sisi kanan kita akan langsung disambut dengan orang-orang yang ramai menjual sim card. Pada saat itu, kami membeli True Move sim card dengan harga 199 baht yang berisi kuota internet 1,5 gb untuk 7 hari. Kalau mau lebih hemat lagi bisa beli 1 sim card aja, lalu sharing bareng temen-temen. Oh iya, nanti sim card nya bisa dipasangkan sama petugas konternya, jadi jangan khawatir.

Setelah itu, kami langsung mencari kendaraan menuju hostel. Kami menginap di Glur Bangkok Hostel and Coffee Bar. Awalnya kami berniat untuk naik taksi bandara dari Bandara Don Mueang ke Glur Hostel. Taksi bandara ada di sisi kiri kita begitu keluar dari pintu bandara. Tapi harganya mahal banget, 800 baht! Akhirnya kami coba order Uber, dan voila, harganya jauh lebih murah. Ongkos Uber hanya 350 baht, ditambah 70 baht untuk ongkos tol. Jauh lebih murah dibanding taksi bandara.

Glur Hostel di lantai 1, perpaduan antara hostel dan kafe
Glur Hostel berada di gang jadi agak sulit mencarinya.
Saran: simpan kontak orang Glur jadi bisa hubungi kalau kita tersesat
Sedikit review tentang hostel ini, Glur Hostel terletak di Bang Rak. Walaupun berada di gang, namun lokasinya sangat strategis! Dekat dengan BTS Saphan Taksin, Dermaga Sathorn (Taksin) Pier, Robinson Mall, masjid, Sevel, dan juga banyak penjual makanan di sekitar hostel. Hostelnya juga bersih dan stafnya bisa bahasa inggris. Kami ambil female dorm dengan harga Rp 94.000,-/orang (kami booking lebih awal lewat Traveloka). Harga sudah include sarapan, dapat handuk bersih, fasilitas mandi, dan air minum gratis. 1 ruangan female dorm memiliki 4 tempat tidur tingkat (total 8 tempat tidur) yang dilengkapi dengan tirai, jadi saat tidur pun privasi kita tidak terganggu. Sayangnya, tempat untuk menaruh barang pribadi tidak dilengkapi dengan gembok, jadi kita harus bawa gembok sendiri. AC di dorm juga hanya dinyalakan dari malam hingga pagi saja. Tapi so far gak masalah sih karena kami selalu pergi pagi dan pulang malam. Selain itu, hostel ini hanya dilengkapi dengan tangga, jadi kalau bawa koper, lumayan olahraga buat naik ke female dorm yang ada di lantai 3 (fyi, Glur Hostel punya 7 lantai, jadi kalau dapat kamar di lantai 7, lumayan ngos-ngosan). Kami juga harus deposit 500 baht untuk dapat kunci kamarnya (deposit akan dikembalikan saat check out).

Setelah check in di hostel dan beristirahat sebentar, kami mencari makan siang di depan Glur Hostel. Kami menemukan foodcourt dan akhirnya membeli nasi goreng seharga 50 baht. Setelah itu, kami langsung menuju ke Chinatown. Dari Glur Hostel, kami berjalan kaki ke arah Dermaga Sathorn (Taksin) Pier. Dermaga berada di bawah BTS Saphan Taksin. Kami beli karcis di dermaga untuk kapal berbendera orange sebesar 14 baht. Fyi, kapal yang beroperasi di sungai Chao Phraya ditandai dengan bendera, tergantung lokasi yang akan dituju. Kalau mau murah bisa pakai kapal berbendera orange (jangan pakai tourist boat yang jelas lebih mahal). Untuk menuju Chinatown, kami naik kapal berbendera orange dan turun di Dermaga Rachawangse. Dari Dermaga Rachawangse, kami berjalan kaki sekitar 5 menit menuju Chinatown (kami menggunakan google maps).

Informasi Tujuan Boat Berdasarkan Warna Bendera
Sesampainya di Chinatown, kami langsung disambut oleh ramainya turis yang berburu street food khas Bangkok. Kami langsung mencoba mango sticky rice yang sangat terkenal di Bangkok itu. Cukup dengan harga 80 baht kami sudah bisa mencicipi mango sticky rice yang rasanya.. mantap. Sangat sangat sangat recommended untuk dicicipi. Setelah berkeliling, kami pun mencoba gurita yang disate lalu dibakar. Rasanya gurih dan enak! Apalagi kalau dicocol dengan saus asem pedas, mantap. Kami berhasil menikmatinya dengan membayar 100 baht. Karena porsinya cukup banyak, akhirnya gurita tersebut kami bagi untuk bertiga. Kenyang sekali rasanya setelah makan gurita tusuk. Dalam perjalanan pulang, kami ngiler melihat durian sticky rice dan akhirnya mencicipinya dengan harga 50 baht. Perut kenyang, hati senang. Kami bertiga pulang menuju hostel dengan taksi. Setelah nego panjang, akhirnya kami membayar 100 baht dari Chinatown ke Glur Hostel.

Mango sticky rice 80 baht (instagram.com/riskachang)

Gurita 100 baht (instagram.com/riskachang)

Berbagai macam seafood segar (instagram.com/riskachang)

Day 2 (Grand Palace-Wat Pho-Wat Arun-Asiatique)
Hari kedua saatnya untuk meng-explore tempat-tempat budaya yang khas "Thailand banget": Grand Palace, Wat Pho, dan Wat Arun. Ketiga tempat ini ada di 1 jalur jadi lebih baik dijelajahi dalam 1 hari. Selesai sarapan di Glur Hostel, kami bertiga menuju Dermaga Sathorn (Taksin) Pier dan naik kapal berbendera orange dengan harga 14 baht. Kami turun di Dermaga Tha Chang. Dari dermaga, kami berjalan melewati penjual oleh-oleh lalu sampai di seberang Grand Palace. Sekitar pukul 08.00 kami sudah sampai di Grand Palace (fyi, kalau mau ke Grand Palace lebih baik berangkat pagi karena kalau sudah siang, Grand Palace ruameee banget). Tapi, saat itu sedang ada acara untuk mendoakan mendiang Raja Bhumibol yang telah meninggal pada 2016 lalu. Ribuan rakyat Thailand berbondong-bondong menuju Grand Palace dengan memakai pakaian serba hitam. Kami merinding melihat besarnya rasa cinta rakyat Thailand terhadap mendiang Raja Bhumibol.

Masyarakat Thailand yang berbondong-bondong menuju Grand Palace dengan pakaian serba hitam
Kami baru diijinkan untuk memasuki kawasan Grand Palace pada pukul 08.30. Harga tiket masuk Grand Palace adalah sebesar 500 baht. Grand Palace berisi kuil-kuil yang sangat indah. Ornamen keramik dindingnya sangat detail dan menawan. Salah satu kuilnya berisi Emerald Buddha, dimana kita harus mencopot sepatu sebelum memasuki kuilnya dan tidak diperbolehkan mengambil foto. Tetapi, selain tempat itu, feel free to take photos. Oh iya, karena Thailand panasnya luar biasa kalau sudah di atas jam 10.00, jadi kami sarankan untuk bawa payung/topi/kacamata hitam dan jangan lupa pakai sunblock ya..




Cantiknya Grand Palace dipadukan dengan langit cerah
Setelah terpukau dengan kecantikan Grand Palace, kami berjalan kaki menuju Wat Pho. Hanya butuh waktu 5-10 menit saja untuk sampai di sana. Sepanjang perjalanan, kami membeli Nestea (yang self service) di Sevel dengan harga 14 baht. Nestea ini semacam teh tarik khas Thailand. Rasa manisnya enaak dan dijamin bikin kangen Thailand. Kami juga membeli buah potong di tengah perjalanan. Buah potong ini bisa ditemukan di banyak tempat di Thailand.

Buah potong, harga 20-50 baht (tergantung buah apa yang kamu beli)
Sesampainya di Wat Pho, kami membayar 100 baht untuk tiket masuknya. Di sini terdapat kuil kuil kecil dan The Reclining Buddha. Ornamen kuilnya juga tidak kalah cantik dengan ornamen di Grand Palace.
The Reclining Buddha

A selfie in Bangkok is a must!
Begitu selesai muter-muter Wat Pho, kami menuju Dermaga Tha Tien untuk menyebrang ke Dermaga Wat Arun. Lagi-lagi kami menunggu kapal berbendera orange dan cukup membayar 3,5 baht saja. Namun, sayang sekali Wat Arun sedang direnovasi, sehingga kamipun hanya berjalan-jalan di halaman kuil saja sambil melihat-lihat penjual oleh-oleh di sana. Fyi, bagi yang ingin membeli tas khas Thailand tapi tidak membawa banyak uang baht, bisa beli oleh-oleh tas di Wat Arun karena penjual tas di sana menerima uang rupiah lho. Lalu, dari Dermaga Wat Arun kami kembali naik kapal berbendera orange dan membayar 14 baht untuk kembali ke Glur Hostel

Setelah beristirahat beberapa jam di hostel, kami segera bersiap-siap menuju Asiatique. Dari Dermaga Sathorn (Taksin) Pier, kami menunggu kapal khusus menuju Asiatique. Untuk menaiki kapal tersebut kami tidak dikenakan biaya alias  free. Namun, kapal khusus tersebut berbeda dengan kapal pada umumnya. Kapal tersebut hanya bolak-balik dari Dermaga Sathorn (Taksin) Pier menuju Asiatique dan sebaliknya, sehingga pemberhentian kapalnya pun berbeda. Di Dermaga Sathorn (Taksin) Pier, kami cukup mencari tulisan 'Asiatique' dan di situlah kapal tersebut menunggu kami. Kapal ini beroperasi dari pukul 17.00 hingga pukul 23.00 (bisa dicek lagi di Dermaga Asiatique).

Asiatique adalah semacam gudang yang disulap menjadi tempat belanja sekaligus tempat untuk menikmati keindahan sungai Chao Phraya. Di sini, kamu bisa menemukan banyak tempat makan mulai dari snack, minuman, hingga makan berat.

Asiatique
Pemandangan sungai Chao Phraya dari Asiatique
Di sini terdapat banyak sekali penjual oleh-oleh khas Thailand, seperti kaos/pakaian lainnya (100-150 baht), tas (100-200 baht), gantungan kunci (100 baht dapat 5), hingga barang-barang bermerk khas Thailand lainnya. Salah satu kios yang recommended karena harganya murah dan penjualnya bisa berbahasa indonesia adalah kios Kon Fai. Kalau masuk ke Asiatique dari arah jalan raya (dari KFC), maka kios Kon Fai berada di kiri jalan (sebelah money changer). Di kios ini, kamu bisa menemukan pernak-pernik khas Thailand, seperti tas, gantungan kunci, tempelan kulkas, dompet, dll.

Di seberang kios Kon Fai (dari arah KFC lalu belok kanan) kamu akan menemukan kios penjual snack Thailand di sisi kiri. Kami berbelanja beberapa snack khas Thailand, seperti Nestea (90 baht), manisan mangga (200 baht), durian kering (180-200 baht), gurita kering (100 baht), siam banana (120-175 baht), pocky rasa mangga (100 baht dapat 10), mie instan MAMA (7 baht), dll,


Jenis snack yang dijual di Asiatique
 Mie ayam (?) di foodcourt halal seberang Asiatique. Porsinya cukup besar, 40 baht saja!
Setelah puas berbelanja, kami pun lapar. Kami menyeberangi jalan di seberang Asiatique, lalu berjalan ke kanan. Terdapat Sevel, masjid dan juga foodcourt makanan halal lho. Kami memesan semangkuk mie dengan ayam (semacam mie ayam?) hanya dengan harga 40 baht saja. Di sana juga ada beberapa penjual street food, seperti bakso bakar, gurita bakar, dll. Setelah lelah berkeliling, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke hostel menggunakan free shuttle boat dari Asiatique.


*Biaya yang dikeluarkan (khusus biaya Uber, gurita bakar, dan taksi dibagi 3 orang):
Day 1
-Sim card                                            : 199 baht
-Uber DMK-Glur (420/3)                  : 140 baht
-Makan siang (nasgor)                       : 50   baht
-Kapal ke Chinatown                         : 14   baht
-Mango sticky rice                             : 80   baht
-Gurita bakar (100/3)                         : 33   baht
-Durian sticky rice                             : 50   baht
-Taksi Chinatown-Glur (100/3)         : 33   baht
Day 2
-Kapal ke Grand Palace                     : 14 baht
-HTM Grand Palace                          : 500 baht
-Nestea                                               :14 baht
-Buah                                                 : 20 baht
-HTM Wat Pho                                  : 100 baht
-Kapal Wat Pho-Wat Arun                 : 3,5 baht
-Kapal Wat Arun-Glur                       : 14 baht
-Makan malam                                   : 40 baht
                                                            ——————
Total                                                     1.304,5 baht (tidak termasuk tiket pesawat, hostel & oleh-oleh)

*Day 3 (Khao Yai) will be posted soon

4 komentar:

  1. kalo nginep di glur, satu bed dihitung buat berdua atau gimana? karna kan bednya terhitung gede kan buat dormitory gitu.

    trus ada tempat chargenya kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bed yg bawah bisa untuk berdua. Bed yg atas cuma bisa untuk 1 orang. Untuk lengkapnya, bisa langsung email pihak hotelnya ya di reservation@glurbangkok.com. Adminnya fast respon kok. Semoga membantu..

      Hapus
    2. Oh iya, ada tempat chargernya kok

      Hapus
  2. halo, day 3 nya ditunggu ya

    BalasHapus