Day 1 (Bandara Don Mueang-Glur Hostel-Chinatown)
Perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta ke Bandara Don Mueang Bangkok ditempuh selama 3 jam. Di dalam pesawat, kami bertiga diberi kertas untuk kepentingan imigrasi. Yang jelas kertas tersebut berisi tentang identitas kita, dimana kita menginap, dll. Kertas tersebut diberikan kepada petugas begitu kita sampai di bagian imigrasi.
Setelah beres dengan urusan imigrasi, kami langsung turun ke lantai 1 untuk mengambil barang dan membeli sim card. Gampang banget kok nemuin penjual sim card. Begitu keluar pintu kedatangan, dari sisi kanan kita akan langsung disambut dengan orang-orang yang ramai menjual sim card. Pada saat itu, kami membeli True Move sim card dengan harga 199 baht yang berisi kuota internet 1,5 gb untuk 7 hari. Kalau mau lebih hemat lagi bisa beli 1 sim card aja, lalu sharing bareng temen-temen. Oh iya, nanti sim card nya bisa dipasangkan sama petugas konternya, jadi jangan khawatir.
Setelah itu, kami langsung mencari kendaraan menuju hostel. Kami menginap di Glur Bangkok Hostel and Coffee Bar. Awalnya kami berniat untuk naik taksi bandara dari Bandara Don Mueang ke Glur Hostel. Taksi bandara ada di sisi kiri kita begitu keluar dari pintu bandara. Tapi harganya mahal banget, 800 baht! Akhirnya kami coba order Uber, dan voila, harganya jauh lebih murah. Ongkos Uber hanya 350 baht, ditambah 70 baht untuk ongkos tol. Jauh lebih murah dibanding taksi bandara.
Glur Hostel di lantai 1, perpaduan antara hostel dan kafe |
Glur Hostel berada di gang jadi agak sulit mencarinya. Saran: simpan kontak orang Glur jadi bisa hubungi kalau kita tersesat |
Setelah check in di hostel dan beristirahat sebentar, kami mencari makan siang di depan Glur Hostel. Kami menemukan foodcourt dan akhirnya membeli nasi goreng seharga 50 baht. Setelah itu, kami langsung menuju ke Chinatown. Dari Glur Hostel, kami berjalan kaki ke arah Dermaga Sathorn (Taksin) Pier. Dermaga berada di bawah BTS Saphan Taksin. Kami beli karcis di dermaga untuk kapal berbendera orange sebesar 14 baht. Fyi, kapal yang beroperasi di sungai Chao Phraya ditandai dengan bendera, tergantung lokasi yang akan dituju. Kalau mau murah bisa pakai kapal berbendera orange (jangan pakai tourist boat yang jelas lebih mahal). Untuk menuju Chinatown, kami naik kapal berbendera orange dan turun di Dermaga Rachawangse. Dari Dermaga Rachawangse, kami berjalan kaki sekitar 5 menit menuju Chinatown (kami menggunakan google maps).
Informasi Tujuan Boat Berdasarkan Warna Bendera |
Mango sticky rice 80 baht (instagram.com/riskachang) |
Gurita 100 baht (instagram.com/riskachang) |
Berbagai macam seafood segar (instagram.com/riskachang) |
Day 2 (Grand Palace-Wat Pho-Wat Arun-Asiatique)
Hari kedua saatnya untuk meng-explore tempat-tempat budaya yang khas "Thailand banget": Grand Palace, Wat Pho, dan Wat Arun. Ketiga tempat ini ada di 1 jalur jadi lebih baik dijelajahi dalam 1 hari. Selesai sarapan di Glur Hostel, kami bertiga menuju Dermaga Sathorn (Taksin) Pier dan naik kapal berbendera orange dengan harga 14 baht. Kami turun di Dermaga Tha Chang. Dari dermaga, kami berjalan melewati penjual oleh-oleh lalu sampai di seberang Grand Palace. Sekitar pukul 08.00 kami sudah sampai di Grand Palace (fyi, kalau mau ke Grand Palace lebih baik berangkat pagi karena kalau sudah siang, Grand Palace ruameee banget). Tapi, saat itu sedang ada acara untuk mendoakan mendiang Raja Bhumibol yang telah meninggal pada 2016 lalu. Ribuan rakyat Thailand berbondong-bondong menuju Grand Palace dengan memakai pakaian serba hitam. Kami merinding melihat besarnya rasa cinta rakyat Thailand terhadap mendiang Raja Bhumibol.
Masyarakat Thailand yang berbondong-bondong menuju Grand Palace dengan pakaian serba hitam |
Cantiknya Grand Palace dipadukan dengan langit cerah |
Buah potong, harga 20-50 baht (tergantung buah apa yang kamu beli) |
The Reclining Buddha |
A selfie in Bangkok is a must! |
Setelah beristirahat beberapa jam di hostel, kami segera bersiap-siap menuju Asiatique. Dari Dermaga Sathorn (Taksin) Pier, kami menunggu kapal khusus menuju Asiatique. Untuk menaiki kapal tersebut kami tidak dikenakan biaya alias free. Namun, kapal khusus tersebut berbeda dengan kapal pada umumnya. Kapal tersebut hanya bolak-balik dari Dermaga Sathorn (Taksin) Pier menuju Asiatique dan sebaliknya, sehingga pemberhentian kapalnya pun berbeda. Di Dermaga Sathorn (Taksin) Pier, kami cukup mencari tulisan 'Asiatique' dan di situlah kapal tersebut menunggu kami. Kapal ini beroperasi dari pukul 17.00 hingga pukul 23.00 (bisa dicek lagi di Dermaga Asiatique).
Asiatique adalah semacam gudang yang disulap menjadi tempat belanja sekaligus tempat untuk menikmati keindahan sungai Chao Phraya. Di sini, kamu bisa menemukan banyak tempat makan mulai dari snack, minuman, hingga makan berat.
Asiatique |
Pemandangan sungai Chao Phraya dari Asiatique |
Di seberang kios Kon Fai (dari arah KFC lalu belok kanan) kamu akan menemukan kios penjual snack Thailand di sisi kiri. Kami berbelanja beberapa snack khas Thailand, seperti Nestea (90 baht), manisan mangga (200 baht), durian kering (180-200 baht), gurita kering (100 baht), siam banana (120-175 baht), pocky rasa mangga (100 baht dapat 10), mie instan MAMA (7 baht), dll,
Jenis snack yang dijual di Asiatique |
Mie ayam (?) di foodcourt halal seberang Asiatique. Porsinya cukup besar, 40 baht saja! |
*Biaya yang dikeluarkan (khusus biaya Uber, gurita bakar, dan taksi dibagi 3 orang):
Day 1
-Sim card : 199 baht
-Uber DMK-Glur (420/3) : 140 baht
-Makan siang (nasgor) : 50 baht
-Kapal ke Chinatown : 14 baht
-Mango sticky rice : 80 baht
-Gurita bakar (100/3) : 33 baht
-Durian sticky rice : 50 baht
-Taksi Chinatown-Glur (100/3) : 33 baht
Day 2
-Kapal ke Grand Palace : 14 baht
-HTM Grand Palace : 500 baht
-Nestea :14 baht
-Buah : 20 baht
-HTM Wat Pho : 100 baht
-Kapal Wat Pho-Wat Arun : 3,5 baht
-Kapal Wat Arun-Glur : 14 baht
-Makan malam : 40 baht
——————
Total 1.304,5 baht (tidak termasuk tiket pesawat, hostel & oleh-oleh)
*Day 3 (Khao Yai) will be posted soon